Profil Desa Pasarkliwon

Ketahui informasi secara rinci Desa Pasarkliwon mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pasarkliwon

Tentang Kami

Profil Kelurahan Pasar Kliwon, pusat multikultural dan perniagaan strategis di Kota Surakarta. Jelajahi sejarah Kampung Arab yang unik, denyut spiritual Masjid Riyadh, dan dinamika ekonomi yang tak pernah berhenti di jantung Kota Solo.

  • Pusat Akulturasi Budaya

    Titik temu bersejarah antara budaya Jawa Keraton dan komunitas Arab Hadramaut dari Yaman, menciptakan sebuah lanskap sosial yang unik dan harmonis

  • Magnet Spiritual dan Wisata Religi

    Tuan rumah bagi Masjid Riyadh dan acara Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi yang berskala internasional, menarik ratusan ribu peziarah setiap tahunnya

  • Kawasan Perdagangan Bersejarah

    Sebagai lokasi yang berdekatan dengan pusat grosir legendaris Pasar Klewer, wilayah ini menjadi urat nadi perdagangan tekstil, busana muslim, parfum, dan kuliner khas Timur Tengah di Jawa Tengah

Pasang Disini

Kelurahan Pasar Kliwon, yang berlokasi strategis di pusat Kota Surakarta, Jawa Tengah, lebih dari sekadar sebuah unit administrasi pemerintahan. Kawasan ini merupakan etalase hidup dari proses akulturasi budaya yang dinamis, sebuah pusat spiritual yang kharismatik, sekaligus episentrum perekonomian yang tidak pernah tidur. Dengan identitas kuat yang terbentuk dari perpaduan budaya Jawa dan Arab, Kelurahan Pasar Kliwon memegang peranan penting dalam mozaik sosial dan ekonomi Kota Solo, menjadikannya salah satu kawasan paling dikenal di Surakarta. Wilayah ini bukan hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga destinasi yang menawarkan pengalaman sejarah, religi dan perdagangan dalam satu tarikan napas.

Sejarah Panjang dan Jejak Akulturasi Budaya

Sejarah Kelurahan Pasar Kliwon tidak dapat dipisahkan dari kebijakan Wijkenstelsel pada masa kolonial Hindia Belanda, yang mengelompokkan penduduk berdasarkan etnis. Kawasan ini ditetapkan sebagai pemukiman bagi komunitas Arab, terutama para pedagang yang berasal dari Hadramaut, Yaman. Kebijakan ini secara tidak langsung menciptakan sebuah enklave budaya yang kini dikenal luas sebagai "Kampung Arab". Kedatangan para imigran Arab ini membawa serta tradisi, agama, dan cara berdagang mereka yang kemudian berbaur secara harmonis dengan budaya Jawa yang telah lebih dulu mengakar, terutama karena kedekatannya dengan Keraton Kasunanan Surakarta.

Menurut catatan sejarah yang dihimpun dari berbagai sumber, termasuk situs Pemerintah Kota Surakarta, nama "Pasar Kliwon" sendiri merujuk pada adanya pasar yang hanya ramai pada hari pasaran Kliwon dalam penanggalan Jawa. Awalnya, pasar ini menjadi pusat perdagangan kambing yang banyak dikelola oleh warga keturunan Arab. Seiring waktu, interaksi antara komunitas Arab dan masyarakat Jawa lokal melahirkan sebuah dialektika budaya yang unik. Hal ini tecermin tidak hanya dari arsitektur bangunan yang memadukan gaya Timur Tengah dan Jawa, tetapi juga dalam tradisi, bahasa, hingga kuliner. Di masa lampau, kawasan ini juga dikenal sebagai tempat tinggal para juru tulis Keraton Surakarta, yang melahirkan gaya penulisan aksara Jawa khas yang disebut "Pasar Kliwonan", menambah kekayaan warisan budaya di wilayah ini.

Letak Geografis dan Kondisi Demografis

Secara administratif, Kelurahan Pasar Kliwon merupakan bagian dari Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Posisinya yang sentral menjadikannya sangat mudah diakses dari berbagai penjuru kota. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta, Kelurahan Pasar Kliwon memiliki luas wilayah sekitar 0,36 kilometer persegi (km2) atau 36 hektar. Meskipun wilayahnya tidak terlalu luas, kawasan ini memiliki peran yang signifikan.

Batas wilayah Kelurahan Pasar Kliwon secara administratif ialah sebagai berikut: di sisi utara berbatasan dengan Kelurahan Kauman dan Kedung Lumbu. Di sisi timur, wilayah ini berbatasan dengan Kelurahan Sangkrah. Sementara itu, di sisi selatan berbatasan dengan Kelurahan Gajahan, dan di sisi barat berbatasan langsung dengan Kelurahan Baluwarti yang merupakan area inti dari Keraton Surakarta.

Mengenai data kependudukan, merujuk pada data BPS tahun 2020, jumlah penduduk di Kelurahan Pasar Kliwon tercatat sebanyak 5.510 jiwa. Dengan luas wilayah yang relatif kecil, maka kepadatan penduduk di kelurahan ini tergolong sangat tinggi, mencapai lebih dari 15.300 jiwa per kilometer persegi. Tingginya kepadatan ini mencerminkan fungsi kawasan sebagai pusat permukiman padat dan area komersial yang ramai. Komposisi penduduknya sangat heterogen, didominasi oleh warga keturunan Arab dan masyarakat Jawa yang telah hidup berdampingan selama beberapa generasi.

Pusat Perekonomian yang Tak Pernah Tidur

Denyut ekonomi di Kelurahan Pasar Kliwon terasa sangat kental, menjadikannya salah satu kawasan perdagangan paling vital di Surakarta. Lokasinya yang berdampingan dengan Pasar Klewer, pusat grosir tekstil dan batik terbesar di Jawa Tengah, memberikan efek rambatan ekonomi yang luar biasa. Banyak toko dan pedagang di sekitar Jalan Kapten Mulyadi, jalan utama yang membelah kelurahan ini, yang bergerak di sektor tekstil, garmen, dan produk fesyen muslim seperti gamis, jilbab, dan baju koko.

Selain tekstil, potensi ekonomi utama lainnya yaitu perdagangan produk-produk khas Timur Tengah. Di sepanjang jalan dan gang-gang di Kampung Arab, berjejer toko-toko yang menjual aneka parfum non-alkohol (minyak wangi), tasbih, perlengkapan haji dan umrah, kitab-kitab agama, hingga kurma dan madu Arab. Kawasan ini juga menjadi surga bagi para pencari kuliner khas. Berbagai restoran dan warung makan menyajikan hidangan otentik seperti nasi kebuli, mandi, kabsah, hingga aneka kue dan roti bercita rasa Arab.

Aktivitas ekonomi ini tidak hanya melayani kebutuhan warga lokal, tetapi juga menarik pembeli dan wisatawan dari berbagai daerah. Terlebih saat akhir pekan atau menjelang hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Idulfitri, volume perdagangan di kawasan ini meningkat secara signifikan. Perpaduan antara pusat perdagangan modern dan toko-toko tradisional ini menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang kuat dan mandiri.

Magnet Spiritual dan Wisata Religi Tahunan

Salah satu ikon utama yang menjadi daya tarik spiritual Kelurahan Pasar Kliwon yakni keberadaan Masjid Riyadh. Didirikan oleh Al-Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi komunitas Muslim, khususnya para habaib (keturunan Nabi Muhammad SAW). Arsitektur masjid yang khas dan sejarahnya yang panjang menjadikannya destinasi ziarah yang penting.

Puncak dari kegiatan keagamaan di sini ialah perhelatan Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, ayah dari pendiri masjid, yang diselenggarakan setiap tahun pada bulan Rabiul Akhir kalender Hijriah. Acara ini merupakan salah satu haul terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Ratusan ribu jemaah dari berbagai penjuru Indonesia, bahkan dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, tumpah ruah memadati kawasan Pasar Kliwon. Selama beberapa hari, Jalan Kapten Mulyadi dan sekitarnya ditutup total untuk mengakomodasi lautan manusia yang mengikuti rangkaian acara seperti pembacaan maulid, pengajian, dan doa bersama.

"Acara Haul ini bukan hanya agenda keagamaan, tetapi sudah menjadi bagian dari kalender wisata Kota Solo. Dampak ekonominya sangat besar, mulai dari okupansi hotel, pedagang dadakan, hingga transportasi," ujar seorang pejabat dari Dinas Pariwisata Kota Surakarta dalam sebuah kesempatan. Momen ini menjadi berkah bagi warga sekitar yang menyewakan rumahnya sebagai penginapan atau membuka lapak dagangan, menunjukkan sinergi antara kegiatan spiritual dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Pemerintahan dan Potensi Pengembangan Masa Depan

Sebagai sebuah kelurahan, Pasar Kliwon dipimpin oleh seorang lurah yang bertanggung jawab langsung kepada Camat Pasar Kliwon. Kantor kelurahan berfungsi memberikan pelayanan administrasi kependudukan dan perizinan dasar bagi warganya, serta memfasilitasi program-program pembangunan dari Pemerintah Kota Surakarta. Dalam menjalankan fungsinya, pemerintah kelurahan bekerja sama dengan berbagai lembaga kemasyarakatan seperti Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) yang tersebar di beberapa kampung seperti Gurawan, Kanoman, dan Joyosudiran.

Menghadapi masa depan, Kelurahan Pasar Kliwon memiliki tantangan sekaligus potensi besar. Tantangan utamanya antara lain kepadatan penduduk yang tinggi, kemacetan lalu lintas terutama saat ada acara besar, dan pengelolaan sampah di kawasan komersial yang padat. Namun potensinya jauh lebih menonjol. Pengembangan wisata heritage berbasis sejarah Kampung Arab dan Keraton dapat menjadi program unggulan. Digitalisasi bagi para pedagang UMKM di sektor tekstil dan kuliner juga dapat memperluas jangkauan pasar mereka.

Dengan menjaga harmoni sosial dan keunikan budayanya, Kelurahan Pasar Kliwon akan terus menjadi wajah Surakarta yang dinamis. Ia bukan sekadar nama sebuah tempat, melainkan sebuah penanda identitas di mana sejarah, spiritualitas, dan roda ekonomi berputar serasi, memberikan kontribusi tak ternilai bagi denyut kehidupan Kota Solo.